"Yet, even amidst the hatred and carnage, life is still worth living. It is possible for wonderful encounters and beautiful things to exist" - Hayao Miyazaki
Kamis, 25 April 2013
Sentimentil
Aku yang rindu ayah di surga, ibu yang sibuk dengan keberangkatanya ke jakarta serta mobilitas kerja yang lumayan, membuat badanku drop.
Dan kau tahu, aku menangis dalam sepi. Ditengah rasa sakit yang menekam sisi kanan dada, panas dalam yang tak kunjung sembuh, aku menghujat diriku sendiri.
Dulu, aku anak manja dengan pikiranku sendiri, manja dengan ayahku. Ini yang membuatku sering merasa takut ketika tak punya seseorang disampingku.
Dulu, ketika sakit, ayahku lah yang merawatku, mengantarkanku ke dokter dan membuatkanku sarapan. Ini yang membuatku sangat ketergantungan.
Sampai pada suatu titik, dua hari yang lalu. Tengah malam, aku mengiggau dan berdiri saat tidur. Ketakutan karena panas yang semakin meninggi lalu tetiba aku mengambil kitab suci. Dan takut
Aku tak pernah sesentimentil ini. Aku biasa jadi anak perempuan yang sehat, ceria, bahagia, tetapi satu hal yang baru kusadari, aku takut kesepian dan kesendirian
Langganan:
Postingan (Atom)
Suamiku
Setelah kurasa-rasakan, aku selalu meminta tolong kepadanya saat membutuhkan sesuatu. Sepertinya dia hadir dalam hidupku untuk menolongku. B...
-
Bapak saat serangan stroke yang keempat Malam ini saya berjanji untuk menulis tentang bapak. Bapak memiliki nama yang berbeda-beda. ...
-
Ayah, akhirnya Tuhan memanggilmu dengan kasihnya. Aku sudah tidak bisa menentangNya. Karena aku hanya perempuan, anak ayah. Ayah tahu kan, ...
-
Akhirnya, hari ini tiba. Hari yang memasuki pintu-pintu hidup selanjutnya. Hari dimana kemungkinan-kemungkinan baru terbuka. Dan kami memu...