Rabu, 29 Mei 2013

Ritual Lain

Seperti biasa, setiap pagi saya ke kantor dan membuat secangkir teh untuk memulai ritual kerja, terkadang saya juga minum kopi jika memang hati sedang ingin. Saya biasa duduk didepan komputer dengan serakan buku yang ada di kanan-kiri. Terlebih, jika sedang sangat menikmati saya bisa menulis dan membaca tanpa henti, sampai malam pun juga tak masalah.

Di meja kerja saya, ada satu buah komputer dan satu netbook merah milik saya sendiri. Saya lebih sering menulis di netbook, hanya jika membutuhkan data-data penting saja saya akan membuka file kantor. Depan ruang kerja saya adalah taman dan kolam ikan. Paling menyenangkan jika bekerja saat hujan, tentu saja. Selain suasana lebih dingin, pikiran untuk menuangkan ide lebih lancar.

Nah, paling menyenangkan adalah ketika menyempatkan waktu untuk menulis di blog. Menulis di blog merupakan moment untuk melepaskan cerita-cerita lain, dari keseharian rutinitas. Menulis cerita-cerita hidup adalah kebahagian paling mendasar untuk ku, karena aku bisa menuliskan pengalamanku dengan harapan, kelak untuk mereka yang merasakan hal yang sama, bisa mendapatkan sari pati kehidupan yang lebih manis.

Pesawat Itu

Senja, pesawat itu pun terbang. Membawaku pada sebuah pertanyaan dan kebimbangan.

Biasa, sedari kecil aku diajarkan untuk melambai ketika perpisahan. Agar harapan tetap terjaga, kelak pertemuan adalah keniscayaan. Tetapi, kali ini aku urung. Urung untuk melambai, bahwa pesawat akan pulang.

Kubiarkan ia mengangkasa. Ku biarkan ia pergi tanpa perlu kembali. Kulepaskan dan tersenyum melihat sayap indahnya dilangit biru.

Kali ini, sekali lagi aku mengalahkan rasa takutku. Melepaskan bagian kata memiliki untuk dibebaskan. Aku yakin pesawat yang pernah sedekat tubuhku, akan melintasi bumi ini dengan lebih baik tanpaku. Kupasrahkan doa-doa kepada Tuhan, agar pesawat itu sampai diperaduannya.

Tak menjadi masalah, aku tak lagi menjadi yang terdekat. Aku sudah melepaskan logika dan perasaanku, untuk tumbuh menjadi perempuan yang memiliki mimpi dan bahagia setelahnya.

Hari ini, aku lebih bahagia.
Hari ini, aku mengerti senyum masih terkembang.
Diantara trauma dan pilu, 
Aku hidup dan menikmati perjalanan kakiku :)


Sabtu, 25 Mei 2013

Doa-Doa

Senangnya bisa menulis sebelum pulang ke Solo. Hari sabtu yang menyenangkan untuk kembali ke keluarga, apalagi hari ini kakak ku ulang tahun yang ke 35. Jarak yang sangat jauh memang, kami selisih 12 tahun dengan perbedaan karakter yang menonjol, tetapi tentu aku menyayanginya. Selamat ulang tahun mas eko, panjang umur dan selalu menjadi ayah dan suami yang baik.

Lari ke stasiun, seperti biasa terlambat. Aku kehabisan tiket kereta dan menunggu 3 jam lagi untuk mendapatkan tiket. Kemudian aku memutuskan mencari makan, hari ini aku ingin makan sembari mengamati orang-orang yang berlalu lalang di tempat makan. Aku menyukai makan sendiri, berada di pojokan dan mengamati orang-orang. Tak ada orang yang mengenalku dan kemudian mengetik tulisan. Biasanya pada proses ini, aku akan sangat mudah mengeluarkan ide setelah perut mengenyang.

Ditengah mengetik, aku suka menyeruput kopi di sampingku. Kopi hitam, sumber kewarasan ditengah hidup yang makin tak waras. Kemudian, tetiba playlist "Wish You Were Here" Endah and Rhesa mengalun dan aku selalu tersenyum dan berdoa

Semoga setiap orang didunia yang tengah merindu bisa bahagia, entah rindu kepada keluarga, sahabat, kawan, orang-orang terkasih dan kekasih. Dan satu lagi, semoga ibu didepan ku yang tengah menyuapi anaknya lebih bahagia. Lindungi kami dengan segala kasihMu, tempatkan kami pada manusia-manusia yang bersyukur kepadaMu. Amin :)

Growing Pains

Banyak kesedihan yang ku tanggung. Seandainya aku boleh meminta dan mengulang waktu, aku ingin Bapak ku sehat. Menemaniku aku tumbuh dengan ...