Orang lain dan kawanmu, selalu menyuruhku untuk setegar mungkin menjadi perempuan. Aku lebih suka diam. Ketika aku berkata aku merindukanmu, banyak yang menolak dan berkata itu tidak perlu. Aku berusaha sewajar mungkin, tetapi kepergianmu adalah pukulan paling berat dalam hidupku. Dulu aku mencoba mengungkapkan kepada siapa, sekarang tak ada guna. Tak ada yang mendengarkan. Lalu aku tidak pernah berharap dunia perlu tahu,mengerti. Dan mungkin dunia melihatku sekarang sambil tertawa. Aku terjatuh pada titik yang paling dalam, hitam dan kelam. Ya, tapi aku tidak perlu membuat mereka mengerti. Cukup hati saja yang ku ajak bicara. Tak perlu kamu,mereka atau dunia.
Jati, 8 Maret
Tidak ada komentar:
Posting Komentar