Akhirnya, hari ini tiba. Hari yang memasuki pintu-pintu hidup selanjutnya. Hari dimana kemungkinan-kemungkinan baru terbuka. Dan kami memutuskan untuk memasuki kemungkinan-kemungkinan baru yang entah apa, kami tak tahu. Tapi hari ini kami memutuskan apa yang kami tahu : menikah. Pintu yang memasuki segala entah. Kami percaya bahwa dengan berdua, akan menjadi banyak kemungkinan baru. Cinta yang kami yakini hingga melangkahkan kami ke “hari nikah” ini adalah cinta yang selalu kami harapkan menumbuhkan segala hal. Bukan cinta yang berarti satu tambah satu berarti menyatu, tetapi satu tambah satu yang bisa berarti dua, tiga, lima dan seterusnya. Sebab setiap manusia yang dilahirkan Tuhan memiliki sikap dan perbedaan-perbedaannya masing-masing, tidak harus melebur jadi satu karena pernikahan. Justru ia harus menumbuhkan “yang banyak”, melahirkan kemungkinan-kemungkinan baru yang lebih banyak, melahirkan kebaikan-kebaikan yang berguna bersama. Dan karena itulah kami belajar untuk menjadi dewasa, bukan semata karena usia, tetapi dalam laku dan pikiran, juga dalam rasa. Sebab dewasa juga adalah pertemuan-pertemuan (yang kadang pahit) dengan diri sendiri.
"Yet, even amidst the hatred and carnage, life is still worth living. It is possible for wonderful encounters and beautiful things to exist" - Hayao Miyazaki
Langganan:
Postingan (Atom)
Suamiku
Setelah kurasa-rasakan, aku selalu meminta tolong kepadanya saat membutuhkan sesuatu. Sepertinya dia hadir dalam hidupku untuk menolongku. B...
-
Bapak saat serangan stroke yang keempat Malam ini saya berjanji untuk menulis tentang bapak. Bapak memiliki nama yang berbeda-beda. ...
-
Ayah, akhirnya Tuhan memanggilmu dengan kasihnya. Aku sudah tidak bisa menentangNya. Karena aku hanya perempuan, anak ayah. Ayah tahu kan, ...
-
Akhirnya, hari ini tiba. Hari yang memasuki pintu-pintu hidup selanjutnya. Hari dimana kemungkinan-kemungkinan baru terbuka. Dan kami memu...