Kamis, 13 Oktober 2022

Pendekatan Psikoterapi

Ada beberapa kawan yang bertanya, psikoterapi dengan psikolog itu kayak apa?


Pendekatannya macam-macam dan masing-masing  orang beda-beda tergantung derajat keparahan dari diagnosis yang didapat. Psikoterapi ada macam-macam, ada EMDR, Hipnoterapi, Mindfulness Based Cognitive Therapy, Mindfulness Based Stress Reduction, Cognitive Behaviour Therapy (CBT) yang jadi dasar stocism. Kadang psikolog bisa mengkombinasikan beberapa pendekatan ini. 


Lalu yang terpenting apa? Mengolah diri dan melatih diri. Yang paling menantang adalah ini. Masing-masing orang punya cara untuk bisa mempraktekan perubahan-perubahan dalam diri. Ada yang menulis, ada dengan melukis, ada yang benar-benar dialog diri, meditasi, dll. Pendekatan-pendekatan dalam psikoterapi adalah melatih banyak hal untuk kita berubah cara pandang, makna dan menyadari bahwa perubahan dalam kehidupan adalah pasti. 


Sempat ada yang tanya kok bisa 1,5 tahun ke psikolog, panjang sekali? Masing-masing orang punya waktu yang berbeda mengolah segala persoalan dari dalam dirinya. Ada yang cepat, ada yang lambat. Tapi aku menyarankan, sebaiknya dalam masa pemulihan psikis, kurangi aktivitas fisik dan pikiran berlebih. Karena ini akan berkaitan dengan naik turunnya emosi selama psikoterapi. Maka peran support system ada disini. Sebagai contoh, selama 1 tahun aku istirahat total, secara otomatis, aku tidak bekerja berat. Jika bekerja pun hanya dengan ritme pelan. Secara otomatis, yang melakukan back up adalah suami (sayangnya tidak di back up oleh negara). Padahal dalam CRPD (Convention on the Rights of Persons with Disabilities), ada opsi untuk memberikan hak-hak bagi penyandang disabilitas mental untuk mendapatkan support system yang baik, misalkan jika ia bekerja, maka ia tetap mendapatkan haknya dalam masa pemulihan. Selama aku depresi, suamiku mengerjakan beberapa modul soal CRPD, sehingga ia tahu benar bagaimana melakukan penanganan kepadaku, selain juga karena ia juga dosen psikologi. 


Psikoterapi ini proses panjang memang. Aku selalu bilang, sabar dan nikmati prosesnya. Tidak ada yang instant. Aku ingat benar, saat aku ditanya psikolog, mbak ini akan lama, siap ya? Aku memilih opsi hampir 1,5 tahun karena manfaatnya akan satu-per satu didapatkan dengan proses. Tidak selalu berhasil, bisa up and down. Tapi ini kesempatan mengenal diri dan memaknai hidup dengan lebih baik. Sayangi diri kalian. Depresi adalah ruang kembali mencintai dan mengasihi diri. Ia alarm dari diri kita sendiri untuk kembali menengok kesejatian kita. Selamat berproses ya kawan :)

Jumat, 07 Oktober 2022

Mualid Kanjeng Nabi

 Maulid Nabi Muhammad selalu menjadi bulan yang memberi rasa hangat bagiku. Karena telah lahir manusia yang baik, hangat dan mengasihi siapa pun. Membela mereka yang paling lemah, menolong mereka yang terpinggirkan, bahkan yang penuh lumpur kesalahan dan dosa.


Bagiku, Kanjeng Nabi adalah anugerah itu. Anugerah bagi seluruh mahkluk. Aku sering bertanya, bagaimana ada manusia seperti beliau. Yang lembut, penuh pengertian dan kebaikan. Berabad-abad setelah tubuhnya dimakamkan, tetap ada sholawat yang menggema diseluruh alam, memuja dan meminta syafaat darinya.


Kanjeng Nabi selalu memiliki tempat paling dalam dibatinku. Kisahnya sangat intim bagiku. Ketika aku masuk ke depresi, dimana penuh dengan lumpur kebencian dan kesakitan, selain kepada Allah, aku meminta Kanjeng Nabi membantuku, merayu Allah agar ia juga melindungi dan menyelamatkanku. Sholawat menyelamatkanku dari keadaan paling mengerikan yang pernah kualami sepanjang hidup.


Suatu malam, saat pertama kali suara psikotik (bisikan di telinga), mulai berdatangan, dua suara yang kudengar ditelinga adalah "Allah, Allah". Setelahnya aku mulai mendengar bisikan-bisikan bunuh diri. Aku hanya menyebut nama "Allah-Allah" saat suara bisikan bunuh diri beruntun datang. Aku bertahan dengan terus menangis dari malam ke malam. Berdoa dan bersholawat selain ikhtiar farmakologi dan psikoterapi. Aku puluhan kali bahkan ratusan kali di masa-masa itu meminta tolong agar diberikan cahaya. Apapun itu, aku meminta tolong karena aku tahu, hanya cahayaNya dan Kanjeng Nabi lah yang bisa menyelamatkanku dalam kondisi paling menyedihkan. Dalam kondisi depresif, aku sering berdoa dan berdialog dengan Allah, tentang banyak hal yang tak pernah kumengerti. Aku selalu bertanya seperti orang putus asa dan mengadu banyak hal. Mungkin ini adalah fase paling intim hubunganku dengan Allah dan nantinya dengan Kanjeng Nabi


Suatu malam, saat aku berada di Kalimantan, sehabis meminum obat antidepressan dan membaca Quran, aku tertidur. Malam itu, aku bermimpi, seseorang memanggilku dan memintaku melihat ke atas. Aku melihat "nur" bertuliskan nama Muhammad. Aku tertegun dan memandangnya berulang kali. Saat itu didalam mimpi aku menangis dan berulangkali melihatnya. Cahaya itu sangat hangat dan terang. Aku berguman "Aku tidak tahu, apakah ini benar engkau Ya Rasulluloh, hanya aku ingin menangis, aku pasti tertolong". Lalu aku terbangun dan menangis sejadi-jadinya. Setelah mimpi itu, satu per satu jawaban kudapatkan tentang perjalanan iman, tentang hakikat hidup, tentang kematian, tentang menemui diri sendiri dan akhirnya mengenalNya dan semestanya. Dan tentunya mengenalmu Ya Nabi.. Ya Rasululloh...

Suamiku

Setelah kurasa-rasakan, aku selalu meminta tolong kepadanya saat membutuhkan sesuatu. Sepertinya dia hadir dalam hidupku untuk menolongku. B...