Jumat, 07 Oktober 2022

Mualid Kanjeng Nabi

 Maulid Nabi Muhammad selalu menjadi bulan yang memberi rasa hangat bagiku. Karena telah lahir manusia yang baik, hangat dan mengasihi siapa pun. Membela mereka yang paling lemah, menolong mereka yang terpinggirkan, bahkan yang penuh lumpur kesalahan dan dosa.


Bagiku, Kanjeng Nabi adalah anugerah itu. Anugerah bagi seluruh mahkluk. Aku sering bertanya, bagaimana ada manusia seperti beliau. Yang lembut, penuh pengertian dan kebaikan. Berabad-abad setelah tubuhnya dimakamkan, tetap ada sholawat yang menggema diseluruh alam, memuja dan meminta syafaat darinya.


Kanjeng Nabi selalu memiliki tempat paling dalam dibatinku. Kisahnya sangat intim bagiku. Ketika aku masuk ke depresi, dimana penuh dengan lumpur kebencian dan kesakitan, selain kepada Allah, aku meminta Kanjeng Nabi membantuku, merayu Allah agar ia juga melindungi dan menyelamatkanku. Sholawat menyelamatkanku dari keadaan paling mengerikan yang pernah kualami sepanjang hidup.


Suatu malam, saat pertama kali suara psikotik (bisikan di telinga), mulai berdatangan, dua suara yang kudengar ditelinga adalah "Allah, Allah". Setelahnya aku mulai mendengar bisikan-bisikan bunuh diri. Aku hanya menyebut nama "Allah-Allah" saat suara bisikan bunuh diri beruntun datang. Aku bertahan dengan terus menangis dari malam ke malam. Berdoa dan bersholawat selain ikhtiar farmakologi dan psikoterapi. Aku puluhan kali bahkan ratusan kali di masa-masa itu meminta tolong agar diberikan cahaya. Apapun itu, aku meminta tolong karena aku tahu, hanya cahayaNya dan Kanjeng Nabi lah yang bisa menyelamatkanku dalam kondisi paling menyedihkan. Dalam kondisi depresif, aku sering berdoa dan berdialog dengan Allah, tentang banyak hal yang tak pernah kumengerti. Aku selalu bertanya seperti orang putus asa dan mengadu banyak hal. Mungkin ini adalah fase paling intim hubunganku dengan Allah dan nantinya dengan Kanjeng Nabi


Suatu malam, saat aku berada di Kalimantan, sehabis meminum obat antidepressan dan membaca Quran, aku tertidur. Malam itu, aku bermimpi, seseorang memanggilku dan memintaku melihat ke atas. Aku melihat "nur" bertuliskan nama Muhammad. Aku tertegun dan memandangnya berulang kali. Saat itu didalam mimpi aku menangis dan berulangkali melihatnya. Cahaya itu sangat hangat dan terang. Aku berguman "Aku tidak tahu, apakah ini benar engkau Ya Rasulluloh, hanya aku ingin menangis, aku pasti tertolong". Lalu aku terbangun dan menangis sejadi-jadinya. Setelah mimpi itu, satu per satu jawaban kudapatkan tentang perjalanan iman, tentang hakikat hidup, tentang kematian, tentang menemui diri sendiri dan akhirnya mengenalNya dan semestanya. Dan tentunya mengenalmu Ya Nabi.. Ya Rasululloh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Growing Pains

Banyak kesedihan yang ku tanggung. Seandainya aku boleh meminta dan mengulang waktu, aku ingin Bapak ku sehat. Menemaniku aku tumbuh dengan ...