Pagi ini aku ingin menulis. Pagi di Solo yang kulalui
dengan perjalanan malam di jadwal kereta api terakhir. Ya, tadi malam aku
memutuskan untuk pulang sementara waktu, untuk melakukan jeda dalam setelah
beberapa hari rutinitas menumpuk, menyamankan hati dan jiwa agar seimbang. Tadi
malam adalah malam yang cukup melegakan dalam beberapa hal. Setidaknya, aku
tidak terlalu khawatir lagi pada ketakutan berlebihan yang menghantuiku
beberapa hari ini.
Ya tadi malam, aku menemuinya. Setelahnya aku menemuimu,
untuk memastikan jalan yang paling baik menyelesaikan persoalan. Aku didera
rasa bersalah dan itu membuatku merecoki diriku sendiri. Setidaknya meski
pilihannya tak selalu sepakat dengan apa yang aku harapkan, aku mendapatkan
jawaban bahwa ia baik-baik saja disana. Itu membuatku sedikit lega, paling
tidak satu persoalan sudah terselesaikan, meskipun tidak sepenuhnya.
Cukup larut kita bertemu dan bercakap, pasca aku menemuinya.
Aku bilang, aku takut. Baru kali ini aku takut, ucapku. Kau tahu kan, ketakutan
adalah teman malam yang bisa membuatmu tidak tidur. Sementara iman adalah
seperangkat bantal dan guling yang bisa menenangkanmu kala tidur. Aku paham
bahwa persoalan ini tidaklah akan mudah untuk diselesaikan, karena pengaruh
eksternal begitu luar biasa untuk menekan keputusannya. Aku masih mengatur dan
berusaha membuka tali-tali kusut ini agar tak semakin kusut pada akhirnya.
Kau bilang, semua bisa diatasi jika aku tak terlalu
khawatir dengan kekhawatiran. Paling tidak redakan dulu hal ini, lalu kamu akan
bisa berfikir yang lain. Karena jika aku masih terperosok dengan pikiranku
sendiri, maka semua tidak akan pernah selesai. Selanjutnya, atur petanya dimana
kamu harus bergerak dan mengatur waktu agar tepat waktu. Ann, aku ingin memastikan
kamu baik-baik saja, jangan sampai dua kali terulang, kamu berada dalam
keadaan terpuruk. Aku tak ingin kamu sedih lagi, setidaknya percayalah bahwa
aku bisa jadi orang yang memastikan kamu baik-baik saja, setelah ibu dan
keluargamu.
Ah, Tuhan apa memang Kau sedang tak ingin tepat waktu
padaku. Aku ingin bersandar sebentar. Untukmu, terima kasih sudah menemaniku
sampai larut, mendengar keluh kesahku. Aku tahu, kamu laki-laki baik, sama
halnya keluargamu kepadaku. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar