Orang selalu berkata, wah suamimu hebat ya? Keren dan lain-lain. Dan tentu saja masih banyak perempuan yang menggilai dia meski ia sudah jadi suami saya. Beberapa dari mereka masih merayu. Biasanya saya cuma ketawa-ketawa saja dan menggoda dia dengan kata-kata cieee hehe
Jauh sebelum suamiku berada di posisi sekarang dan mungkin pencapaian-pencapaiannya nanti, ia masih kupandang sama. Tak berubah. Sebagai partner, saya selalu memposisikan diri sebagai orang yang mawas memandang situasi dan kondisi. Di saat-saat santai hingga genting, hampir kami lalui bersama.
Sudah tak terhitung diskusi panjang dan cara pandang berbeda kita lalui untuk menyepakati banyak hal. Saya mungkin sering cerewet dalam banyak hal dan menjadi kritikus paling galak. Karena saya percaya, selain saling mengerti, pasangan adalah orang yang harus bisa melihat kondisi secara holistik untuk menganalisis situasi dan merasakan "rasa" yang entah dari mana untuk bisa memastikan bahwa keputusan suaminya "benar" atau pun salah. Selebihnya, untuk proses menjalani, saya lebih menyerahkan kepadanya.
Foto di Ketep, Januari 2014 |
Saya mempercayai pernikahan harus diawali dengan visi yang jelas. Sejak menerimanya dalam kehidupan saya, saya sudah menyiapkan diri dengan fisik dan mental yang kuat untuk mendukungnya secara lahir dan batin. Memang saya petarung ulung untuk hal-hal yang prinsipil dan berjuang sampai titik akhir jika memang ada laki-laki yang mau hidup dengan saya. Makanya dulu banyak laki-laki jiper. Ia satu-satunya laki-laki yang tidak menganggap bahwa pencapaian, kecerdasan, dan kebebasan yang saya dapat sebagai sebuah ancaman. Ia tahu semakin saya dipercaya, saya makin bisa bertanggungjawab.
Dulu, alm Ibu tidak merestui kami. Ketika ia belum diterima, ia tanya kepada saya mau maju apa tidak. Saya tegas jawab, ya maju. Aku gak akan jiper karena hal-hal kayak gini. Aku percaya cinta bisa mengalahkan segalanya. Mungkin dia juga kaget lebih tepatnya, ada cewek agak berandal mau berjuang dari bawah bersama dia, menentang orang tua lagi.
Kedepan, kehidupannya akan semakin sibuk dan berkembang. Artinya sebagai istri, saya akan melampaui jalan terjal juga untuk memastikan keselamatan lahir dan batin atas jalannya ia dan pernikahan ini.
Sejak bersamanya saya tahu, hidupnya bukan lagi untuk saya semata. Hidupnya akan lebih terkuras untuk orang banyak. Pernikahan ini harus membawa berkah bagi banyak orang, begitu prinsip kami. Semoga segala jalan terjal kami bisa menjadi ladang keberkahan bagi pernikahan ini, bagi banyak orang baik di dunia maupun akhirat. Amin :)
Semangat dek...☺
BalasHapus