Senin, 25 Oktober 2021

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ اَجْمَعِيْنَ

Perjumpaanku dengan Nabi Muhammad adalah perjalanan yang panjang. Sebuah perkenalan yang mengantarkanku pada cahayaNya. Engkau pelita, cahaya kami, pemberi syafaat, penerang hidup, Ya Rasulullah. Bertahun-tahun, hamba mencari cahaya itu. Engkau memberi cahaya itu, disaat aku benar-benar terpuruk tak tahu harus meminta bantuan kepada siapa lagi. Entah kepada siapa lagi, hamba harus mengadu ketika hati terasa buntu. Hamba berpegang kepada talimu Ya Rasulullah, atas hidup yang tertatih penuh dengan lumuran dosa, kesedihan, keperihan tanpa pernah sekalipun kehilangan harapan bahwa Gusti Allah dan Nur Muhammad pasti menolong ketika benar-benar aku terjatuh dalam keterpurukan. 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ اَجْمَعِيْنَ

Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa ala alihi washohbihi ajma’in

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan sahabat semuanya.”

Senin, 18 Oktober 2021

Ya Rasululloh, Terima Kasih.


المدد ، المداد ، المدد يا رسول الله
Almadad Almadâd , Almadad yâ Rosûlallâh

المدد ، المداد، المدد ياحبيب الله
Almadad Almadâd , Almadad yâ habîballâh


Malam ini Ya Rasululloh, hamba ingin menulis untukmu. 
Rasanya memang tak pantas, hamba yang bukan apa-apa, penuh dosa, menulis kepadamu.
Tapi hamba memberanikan diri Ya Rasululloh. 

Hamba menulis ini, ingin mengucapkan terima kasih tidak terhingga kepada Engkau. Cahaya yang indah. Penerang dalam kegelapan. Penuh cinta dan kehangatan. Hamba tahu, Engkau dilahirkan untuk kami, memberi petunjuk, pemberi contoh, teladan dan bahkan syafaat kelak di hari akhir. 

Hamba ingat, dimana hari-hari gelap menghampiri hamba setelah kehilangan yang dalam, dengan penuh ratapan, hamba meratap kepada Gusti Allah dan kepada Engkau, Ya Rasululloh. Meminta cahaya. Ketika gelap benar-benar melingkupi batinku yang penuh dengan tangis dan kesedihan.

Malam-malam dimana hanya Al Fatihah yang terucap dari mulut. Suara psikotik yang pertama kudengar adalah Allah-Allah. Hanya mampu berdoa, semoga hamba selamat. 

Tapi, yang selalu kukenang adalah pertemuan kita didalam mimpi. Cahaya yang indah. Cahaya yang kutemui diatas langit yang gelap. Engkau memberi cahaya penuh cinta. Lafaldz Muhammad diatas langit, dan hamba dibawah hanya tertunduk dan menangis. Melihat bahwa engkau hadir dalam mimpiku. Melihat cahaya yang penuh dengan keindahan. Ya Rasululloh, hamba tahu, Engkau tak akan meninggalkan kami, bahkan disaat yang penuh gelap. Dimana hamba benar-benar tak tahu jalan dan hanya menggantungkan doa sebagai cara untuk selamat. Malam ini dihari kelahiranmu, disaat cahaya-cahaya berpedar di langit, dan semesta menyambut kelahiranmu. Semoga segala suri tauladanmu selalu menjadi contoh bagi kami semua. Rasa kasih dan cintamu, menyinari seluruh semesta. 

Ya Rasululloh, terima kasih.
Ya Rasululloh, cahaya kami.
Ya Rasululloh, tolonglah kami selalu.
Ya Rasululloh, tolonglah kami selalu.
Ya Rasululloh, tolonglah kami selalu.

Sabtu, 02 Oktober 2021

Hidup Setelah Depresi

Enam bulan sudah, aku mengalami depresi. Sesuatu yang kuanggap menjadi titik balik didalam hidupku sebagai seorang manusia. Sebuah proses dimana Gusti Allah memanggilku kembali menjadi orang Islam dan orang Jawa. Sebuah proses kembali ke akar yang sangat penuh keperihan tapi juga kemewahan. Kemewahan yang tak terkira, aku selamat dan aku kembali menemukan jalan terang setelah hampir 30 tahun kehidupanku penuh kurasakan dengan kesuraman.

Harus kuakui, 30 tahun awal ini, aku ditempa Gusti Allah dengan sangat dahsyat. Ibu yang keras, Bapak yang sakit stroke bertahun-tahun, saudara yang tak memperhatikan, kesepian, kesendirian, ketakutan dan penuh kecemasan. Puncaknya saat Ibu meninggal. Aku masuk kedalam lorong gelap bernama depresi dan kini aku kembali berproses menjadi orang yang berbeda dan berubah 180 derajat.

Aku dulu orang yang mudah sekali terganggu oleh orang lain. Aku tidak bisa merasa tenang. Aku merasa benci banyak hal.Aku penuh dengan ambisi. Tapi semua ternyata semu. Aku mengejar seusatu yang amat fana. Sementara waktuku hidup tak pernah abadi.

Semoga inilah waktuku benar-benar kembali, bertarung melawan hawa nafsu dan egoku sendiri. Aku ingin menemukan kesejatianku, sebagai mahkluknya Gusti Allah. Mudah? Tidak. Tapi aku yakin bisa..

Suamiku

Setelah kurasa-rasakan, aku selalu meminta tolong kepadanya saat membutuhkan sesuatu. Sepertinya dia hadir dalam hidupku untuk menolongku. B...