Sabtu, 02 Oktober 2021

Hidup Setelah Depresi

Enam bulan sudah, aku mengalami depresi. Sesuatu yang kuanggap menjadi titik balik didalam hidupku sebagai seorang manusia. Sebuah proses dimana Gusti Allah memanggilku kembali menjadi orang Islam dan orang Jawa. Sebuah proses kembali ke akar yang sangat penuh keperihan tapi juga kemewahan. Kemewahan yang tak terkira, aku selamat dan aku kembali menemukan jalan terang setelah hampir 30 tahun kehidupanku penuh kurasakan dengan kesuraman.

Harus kuakui, 30 tahun awal ini, aku ditempa Gusti Allah dengan sangat dahsyat. Ibu yang keras, Bapak yang sakit stroke bertahun-tahun, saudara yang tak memperhatikan, kesepian, kesendirian, ketakutan dan penuh kecemasan. Puncaknya saat Ibu meninggal. Aku masuk kedalam lorong gelap bernama depresi dan kini aku kembali berproses menjadi orang yang berbeda dan berubah 180 derajat.

Aku dulu orang yang mudah sekali terganggu oleh orang lain. Aku tidak bisa merasa tenang. Aku merasa benci banyak hal.Aku penuh dengan ambisi. Tapi semua ternyata semu. Aku mengejar seusatu yang amat fana. Sementara waktuku hidup tak pernah abadi.

Semoga inilah waktuku benar-benar kembali, bertarung melawan hawa nafsu dan egoku sendiri. Aku ingin menemukan kesejatianku, sebagai mahkluknya Gusti Allah. Mudah? Tidak. Tapi aku yakin bisa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suamiku

Setelah kurasa-rasakan, aku selalu meminta tolong kepadanya saat membutuhkan sesuatu. Sepertinya dia hadir dalam hidupku untuk menolongku. B...