Aku masuk kembali kedalam kenangan dan memori yang paling menyeramkan didalam hidupku. Aku seperti zombie, mayat hidup yang tak tahu apa yang harus dilakukan selain mematikan rasa hidup.Gelap yang tak pernah ada cahaya. Hanya kepedihan dan air mata yang terlintas. Aku menjadi tidak punya gambaran masa depan. Kematian bapak bertahun-tahun menghantuiku dengan kuat. Itu terjadi karena aku memiliki memori kesedihan panjang mendampinginya. Aku ingin ia hidup tapi waktu akhirnya memenggal semuanya dengan cepat. Kenanganku dengan bapak sangat indah saat kecil tapi semakin menyedihkan tatkala aku beranjak remaja dan dewasa.
Tapi sejujurnya kengerian itu hadir secara pelan-pelan. Aku tidak pernah berpikir hidup dimasa-masa paling bengis, penuh dengan kengerian dan berulang kali keluar masuk rumah sakit, menyaksikannya ditusuk jarum, memakai oksigen, monitor dan alat pemacu detak jantung. Fase dimana aku melihat dokter bertindak cepat menggunakan alat pemacu jantung membuatku bercucuran air mata dan ketakutan. Aku tidak pernah membayangkan, bapak akan pergi dengan jalan seperti itu. Ada trauma yang begitu dalam melihatnya terbujur kaku, dengan tubuh yang sangat dingin, tak bergerak lagi. Kesedihan yang tak pernah aku mengerti. Setelahnya, aku tidak percaya lagi pada kehidupan dan aku tak percaya lagi, akan ada yang membuatku tersenyum dan bangkit menghadapi dunia.
Butuh waktu hampir 9 tahun, aku merelakannya untuk pergi. Bersamaan dengan kepergiaan Ibu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar