Dua tahun sudah, depresi telah kulalui. Dengan gelombang perasaan dan pikiran naik turun. Aku telah berhasil melampauinya. Aku membuktikan kepada diriku sendiri bahwa aku orang yang berani. Menemui diri dan trauma mendalam. Menghadapi, menerima dan mengikhlaskannya. Tak terkira betapa bersyukurnya batin dan diriku, Allah SWT telah menyelamatkan dan Kanjeng Nabi telah memperkenankan diriku untuk ditolong oleh cahayanya. Aku percaya, doaku diawal menuju depresi dengan meminta pertolongan kepada keduanya benar-benar didengar. Datang dengan perasaan perih dan penuh kesedihan hati, kini aku tahu, bahwa setelah kesulitan akan selalu datang kemudahan.
Gelap yang kurasakan diakhir 2020 dan awal 2021, telah membawaku pada serangkaian pengobatan panjang. Aku menyerah dan ingin sekali mengakhiri kehidupan. Apa yang kuhadapi bertubi-tubi benar-benar membuatku tidak mengerti lagi makna nafas. Yang setelah depresi kulalui, justru dari nafaslah aku bisa bertahan dan menguatkan kesadaran. Sungguh, berat kurasakan saat itu, beban hati yang tak pernah kering lukanya.
Kini, aku telah mengerti. Bahwa depresi telah mengubah total seluruh alur kehidupan yang kujalankan. Kini hidup penuh dengan kesadaran, keikhlasan, pengertian adalah olah yang sepanjang hari akan kulakukan hingga kelak aku kembali kepadaNya.
Pada akhirnya...
Aku merasakan, bahwa kehilangan adalah berkah dariNya. Untuk memahamkan aku (manusia), yang ingin kekal dan abadi. Padahal, kita hanya meminjam dariNya. Ya meminjam, karena Ia tahu, manusia tidak akan pernah kuat menanggung kepemilikan yang kekal. Karena hanya Ia lah yang kekal dan abadi. Manusia harus berbahagia hati karena hanya dipinjami, karena itu adalah bentuk kasih sayangNya, agar kita tidak menderita kepada kepemilikan. Ia dengan lembut hati selalu meminta kita pulang kepadaNya, karena Ia terlampau sayang, agar kita tidak salah jalan.
Allah SWT, terima kasih telah memberi kesempatan kepadaku menemui diriku dan akhirnya menemuiMu.
Ini perjalanan yang penuh makna, mahal dan mewah.
Kanjeng Nabi, terima kasih telah datang, ketika aku sudah tak mampu lagi mengadu kepada siapa lagi, meminta syafaat, meminta cahaya. Terima kasih.
Aku mensyukuri semua, telah memberiku perjalanan batin, diperjalankan dalam sebuah lorong gelap hingga aku mengerti, apa itu cahaya sebelum cahaya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar