Rabu, 11 Januari 2012

Ngambek, Bahagia!



Ngambek, kemarin aku ngambek dengan kekasihku yang sok ganteng itu! hihihihi...sebenarnya ngambek adalah awal aku membicarakan tentang kehidupan dengannya. Tentang rancangan masa depan dan makna kebahagiaan. Sebuah pembicaraan yang mungkin terlalu berat bagi mereka yang menganggap ini berat, tergantung cara memandangnya, begitu jurus pamungkasnya untuk mengakhiri setiap perdebatan kami. Ia kadang sangat simpel melihat permasalahan.

Aku mau tidak mau mengakui, kadang ia hebat untuk membuatku tertegun. Pernah sekali ia berkata, ia ingin punya rumah dipinggir sungai. Spontan, aku langsung menjawabnya dengan cerewet ini itu. Aku ngomel "bagaimana kalau sungainya penuh sampah lalu banjir dan menggenangi rumah?" Ia dengan santai menjawab "banjir, ya udah berarti memang harus terendam dan basah, lha ya wajar tho cantik nek banjir itu basah?". Dan aku diam, benar juga jawabanya. Memang kalau banjir ya basah. Aku kalah telak.

Wasior, Sendiri!


Pagi ini, 11 Januari 2011, pukul 09.45 saya menyeduh kopi Cordova hangat pemberian tante Tiwuk, rekan satu kantor saya. Katanya kopi ini sangat enak dan tentu saja kopi amat membantu saya untuk merenung. Terlebih, saya baru saja mendengar sebuah cerita. Ya, cerita ujung pulau paling timur Indonesia, Papua dari seorang ABK kapal tanker Caltex, Richard Supriyadi. Biasa dipanggil pak Richard. Ia bercerita tentang kejadian 4 Oktober 2010 yang lalu, tentang banjir bandang Wasior.

http://foto.detik.com/readfoto/2010/10/10/182037/1460599/157/1/wasior-pasca-banjir
Pak Richard, datang ke kantorku dengan membawa tas hitam kecil. Perawakanya kurus kecil. Ia memakai celana panjang yang agak kedodoran. Tatapanya sangat teduh. Ia berkerja sebagai anak buah kapal (ABK) di perusahaan bahan bakar dan oli Caltex di Kaibus, Teminabuan, Sorong. Ia bercerita tentang kedatanganya ke kantorku untuk meminta bantuan. Ia memohon bantuan untuk memberikan buku-buku bagi upaya pemberdayaan yang dilakukannya bersama kawan-kawan karyawan Caltex bagi perempuan janda korban bencana Wasior.

Selasa, 10 Januari 2012

Demam

Hari ini sampai juga aku dikantor. Setelah kemarin demam menyerang badanku. Ini pertanda tidak baik, karena kata temanku satu kantor, demam adalah tanda bahwa ada kemarahan dalam diri yang tidak bisa diekspresikan langsung dalam perbuatan yang bersifat verbal. Ku pikir, itu penyakitku dari dahulu. Aku sangat jarang marah dan menganggap semua baik-baik karena menurutku itu lebih baik. Tapi efeknya akan timbul setelah aku lama memendamnya sendiri. Kata temanku, ini sama saja menyimpan penyakit yang setiap waktu bisa melumpuhkan badanmu satu per satu, tanpa kamu sadari. Bisa jadi. Ayahku juga satu per satu dilumpuhkan dengan cara yang sama dengan apa yang mungkin aku rasakan sekarang. Aku pesakitan ulung dari dulu. Tanpa pernah mau memberitahu...




Kamis, 05 Januari 2012

Ah Kamu Romantis...

A

Beberapa hari ini, hujan tidak konsisten datang mengguyur Jogja. Biasanya ditengah hujan, aku merindunya. Hubungan kami yang jauh terpisah oleh jarak, ternyata berefek sangat positif untuk urusan kangenku . Padahal, dulu mikir pria aja

Es Krim dan Ayahku

Sore ini, aku mampir ke sebuah toko es krim. Entah kenapa, setiap kali merasa kangen dengan ayahku, aku selalu memakan es krim. Teringat dulu setiap kali aku menangis, ayah selalu membelikanku es krim. Hingga kemudian, es krim bukan semata terasa dingin dimulutku tetapi juga menenangkan hatiku. Es krim adalah lambang manis ditengah kehidupan yang rasa-rasanya lebih berasa pahit getir ketimbang sesuatu yang menyenangkan.

Kepempimpinan Yang Feminim


Kabar perempuan

Growing Pains

Banyak kesedihan yang ku tanggung. Seandainya aku boleh meminta dan mengulang waktu, aku ingin Bapak ku sehat. Menemaniku aku tumbuh dengan ...