Rabu, 11 Januari 2012

Ngambek, Bahagia!



Ngambek, kemarin aku ngambek dengan kekasihku yang sok ganteng itu! hihihihi...sebenarnya ngambek adalah awal aku membicarakan tentang kehidupan dengannya. Tentang rancangan masa depan dan makna kebahagiaan. Sebuah pembicaraan yang mungkin terlalu berat bagi mereka yang menganggap ini berat, tergantung cara memandangnya, begitu jurus pamungkasnya untuk mengakhiri setiap perdebatan kami. Ia kadang sangat simpel melihat permasalahan.

Aku mau tidak mau mengakui, kadang ia hebat untuk membuatku tertegun. Pernah sekali ia berkata, ia ingin punya rumah dipinggir sungai. Spontan, aku langsung menjawabnya dengan cerewet ini itu. Aku ngomel "bagaimana kalau sungainya penuh sampah lalu banjir dan menggenangi rumah?" Ia dengan santai menjawab "banjir, ya udah berarti memang harus terendam dan basah, lha ya wajar tho cantik nek banjir itu basah?". Dan aku diam, benar juga jawabanya. Memang kalau banjir ya basah. Aku kalah telak.
Ia sempat berkata padaku, ia tidak akan lama di Jakarta. Paling cuma 5 tahun saja. Ia tidak suka kota, bising dan membuatnya tidak bisa membedakan mana naik angkot dengan mana berenang, ketika membutuhkan waktu 1/2 jam untuk menempuh jarak 200 meter. Aku bilang, kalau aku ke jakarta kelak kamu masih mau di jakarta tidak? Ia menjawab, iya. Karena ia punya alasan untuk tetap tinggal, bila kami dekat. Tapi, ia nylonong malah bilang mau tingggal di Raja Ampat saja. Dekat pantai katanya. Lho? Piye tho yoooo...

Terakhir, aku bertanya apa makna bahagia. Aku tanya ia, apa cita-citanya? Mau kaya atau tidak? Apa indikator bahagia (serasa petugas survey) hehehe. Dan dengan sangat bijak ia bercerita, dulu ada petani Timor Timur didatangai orang Jakarta. Orang Jakarta heran dengan petani itu, yang pekerjaanya ke ladang tiap pagi,minum teh dengan bercanda disore hari dan malam tidur pulas. Petani itu bilang, ia sangat bahagia sekali dengan hidupnya. Dengan keheranan orang Jakarta bertanya, apa anda itu tidak mencari uang biar kaya? Si orang Jakarta bercerita, tiap hari ia bekerja di Jakarta untuk menjadi kaya dan bahagia. Dengan mencari kekayaan lalu kebahagiaan akan diraih.

Kemudian, ia berkata "sayang, banyak orang lain diluar sana membutuhkan kaya untuk meraih kebahagiaan. Tetapi, aku ingin meraih kebahagiaan itu secara langsung. Aku ingin hidup bahagia bukan menjadi kaya dan banyak cara untuk mendapatkan bahagia, salah satunya denganmu"

Ah, kali ini ia benar-benar membuat ku ingin memasukan kepalaku ke bak air kamar mandi  :))
I love you mumumumu ;D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Growing Pains

Banyak kesedihan yang ku tanggung. Seandainya aku boleh meminta dan mengulang waktu, aku ingin Bapak ku sehat. Menemaniku aku tumbuh dengan ...