Senin, 11 April 2022

Berdamai dengan Duka

Saat menghadapi kedukaan, kehilangan orang tua ku, mungkin tak pernah terpikirkan akan mudah menjalaninya. Setelahnya, aku menghadapi kehilangan mamakku, om, bulik, kakak sepupu, eyang kakung, eyang putri dalam jangka waktu 2 tahun. Akhirnya aku memahami, bahwa yang kita punya hanyalah waktu yang terbatas. Hanya waktu itu lah yang bisa kita gunakan untuk memastikan kita meninggalkan kenangan indah dan menjadi orang baik. Kedukaan karena kematian lebih kompleks dan datangnya beruntun tentu tidak pernah mudah bagi siapapun. Aku tahu itu,

Keikhlasan bukan semata karena mereka telah kembali, tapi segala kenangan baik ataupun buruk yang mengikutinya akan selalu datang berdatangan. Kadang, ini juga membangkitkan kemarahan dan ingatan bawah sadar kita jika kita melalui penderitaan yang menyakitkan selama hidup dengan mereka.
Penerimaan bahwa waktu terbatas dan menerima semua secara apa adanya, tentu membutuhkan proses dan waktu. Dua tahun ini telah membawaku pada situasi dan kondisi yang berubah total. Ingin mengakhiri kehidupan karena rasa sakit yang tertinggal, menangis tanpa henti sepanjang hari, melempar buku-buku, memukul tembok berulang kali tapi pada akhirnya, yang kusadari hanya dengan menerima secara apa adanya segala rasa-rasa yang bergejolak, tidak melawannya, membuat segalanya menjadi lebih terang.
Ada banyak trauma yang tertinggal semenjak aku melihat ibuku dimakamkan. Setelahnya, aku selalu menghadiri pemakaman di jam-jam terakhir dan tidak datang ke ritual pemakaman. Aku hanya melihat dari jauh atau bahkan datang setelah prosesi selesai. Betapa banyak hal menghantuiku selama 2 tahun ini. Aku tahu, semua akan pulang dan disana, mereka yang telah pergi, mungkin juga harus berdamai dengan banyak hal untuk mengatakan cukup kepada kehidupan. Mungkin yang merasakan bahwa kehilangan itu tidak mudah bukan hanya aku. Dua tahun ini, ada banyak kematian dan kepergian. Semoga mereka, jiwa yang telah pergi, diberikan keridhoan, karena sejatinya aku memahami doa, selain untuk ketenangan hati, juga untuk menenangkan mereka, yang mungkin menyesal pergi terlampau cepat dan tidak sempat mengatakan bagaimana cara mencintai kehidupan dengan baik 🙂

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suamiku

Setelah kurasa-rasakan, aku selalu meminta tolong kepadanya saat membutuhkan sesuatu. Sepertinya dia hadir dalam hidupku untuk menolongku. B...